Monday, 11 April 2016

SAMPAH JADI BERKAH KEMUDIAN RUPIAH? TENTU SAJA BISA! #GerakanPemudaRevolusiMental #SalamRejuvenasi



#GerakanPemudaRevolusiMental
#SalamRejuvenasi
#Usulan program kerja kolaborasi dengan tema Indonesia Bersih


Permasalahan sampah di Indonesia hingga kini masih menjadi masalah klasik yang terus di upayakan solusi nya oleh pemerintah dan masyarakat kita. Berbicara mengenai sampah, hampir setiap orang dapat dipastikan menghasilkan sampah setiap hari nya. Jenis nya pun beragam, mulai dari Sampah Plastik, kertas, kaleng dll. Tapi tahukan anda jika sampah tersebut dapat di jadikan barang berekonomi tinggi jika di olah dengan kreativitas? Di salah satu bank Sampah di Kota Palu, ada hasil daur ulang sampah yang dibuat oleh anak muda yang bisa menghasilkan rupiah. Sampah-sampah plastic, kaleng dan sebagainya disulap menjadi barang-barang ekonomi seperti berikut : 

Sampah yang di olah pun sangat mudah ditemukan disekitar lingkungan kita seperti tutup botol air mineral, tutup gallon dan kaleng. Sampah yang dikelola seperti ini secara tidak langsung berhasil  menarik perhatian masyarakat di Kota Palu karena tidak menyangka bahwa sampah dapat di jadikan barang ekonomi seperti ini. Program Recycle Class pun dibentuk oleh Bank Sampah PSS (Palu Sadar Sampah) untuk mengajarkan bahwa mengelola sampah dan membawa nya ke Bank Sampah akan mendatangkan banyak manfaat dan tentu saja akan membuat lingkungan menjadi lebih bersih. Sampah yang di olah seperti ini membuat masyarakat mulai memilah sampah dan memperhitungkan nilai ekonomi nya jika di daur ulang. Ketertarikan juga datang dari anak-anak sekolah dan komunitas tuna rungu yang ikut serta di Recycle Class dan mencoba membuat hasil daur ulang sampah mereka. 

 Keuntungan dari mendaur ulang sampah adalah menghasilkan uang yang lumayan untuk Bank Sampah PSS (Palu SadarSampah). Yang berminat pada hasil daur ulangnya datang dari kalangan pemerintah seperti Wakil Walikota Palu, Kadis Tata Ruang Kota Palu dan Kabid Bappeda Kota Palu. Uang yang didapatkan dari penjualan keranjang sampah tersebut digunakan untuk keberlangsungan Bank Sampah serta biaya untuk program-program lainnya.


 Program Bank Sampah - Recycle Class diharapkan menjadi program nasional yang dapat di masukan dalam mata pelajaran anak sekolah di Muatan Lokal (Mulok) agar sejak dini setiap anak membangun kreativitas untuk mendaur ulang sampah serta memilah sampah agar lingkungan menjadi lebih bersih dan tertata. Sehingga Gerakan Indonesia Bersih 2020 dapat tercapai secara nasional dan dimulai dari Wadah Pendidikan seperti PAUD, SD, SMA hingga kuliah dengan program Bank Sampah PSS – Recycle Class seperti berikut

 #SalamSadarSampah
#BankSampahPSS-PaluSadarSampah

Friday, 1 April 2016

AGAR MENGGUNAKAN TOTEBAG JADI KEBIASAAN SAAT BELANJA, Berikut Langkah yang Bisa Anda Coba Lakukan Sehari hari!




Bagi anda yang ingin menerapkan gaya hidup Go Green dan peduli terhadap lingkungan hidup kita, pasti tidak keberatan menjadikan kebiasaan ini sebagai gaya hidup. Butuh waktu sekitar hampir 2 tahun bagi saya agar terbiasa membawa totebag saat belanja keperluan yang tidak terlalu banyak agar tidak menggunakan kantong plastik/kresek lagi. Mengapa kebiasaan ini menjadi penting? Plastik adalah salah satu sampah yang paling sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk terurai. Kebiasaan kasir/penjaga toko & kios kita yang begitu ‘baik’ memberikan kantong plastik saat kita belanja hal – hal yang sebenarnya tidak terlalu membutuhkan kresek, membuat setiap orang menghasilkan kresek sekali pakai dan pada akhirnya menjadi tidak terpakai. Membeli satu botol air mineral, obat di apotik atau bahkan hanya membeli beberapa bungkus mie instan saja pasti akan langsung di beri kresek. Tidak ada yang salah dengan itu, hanya saja jika setiap orang melakukan hal tersebut maka setiap orang akan menghasilkan banyak sampah plastik saat berbelanja. Membawa totebag saat belanja merupakan hal kecil yang membawa manfaat besar bagi lingkungan kita yang sudah banyak dipenuhi sampah plastik sekali pakai. 

                Di beberapa Negara maju seperti di Eropa, Amerika dan Jepang telah melakukan kebijakan ini pada masyarakatnya agar membawa totebag/tas belanja sendiri di supermarket dll saat belanja. Semakin besar volume kantong kresek yang digunakan saat menampung barang belanjaan, maka harga nya pun semakin mahal. Oleh karena itu, masyarakat disana lebih memilih membawa tas belanja sendiri dari pada harus menggunakan kantong plastik/kresek yang dikenakan tarif. Semakin besar kresek nya maka semakin mahal pula harga yang harus dibayar. Beberapa kota di Indonesia pun telah menerapkan kebijakan ini. Namun kebijakan ini masih menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat kita. Padahal sebenarnya tujuannya baik dan bermanfaat agar kita tidak menghasilkan sampah plastik lebih banyak lagi sehingga dapat menyelamatkan kebersihan lingkungan kita dari sampah plastik/kresek sekali pakai. Berikut langkah yang bisa anda coba terapkan sehari hari saat ingin belanja.


1. Miliki beberapa totebag
                Memiliki beberapa totebag akan membuat kebiasaan ini makin mudah jadi kebiasaan sehari hari anda. Totebag bisa ditaruh di kamar, bagasi motor, mobil dan tas anda kemanapun anda pergi. Jadi ketika anda lupa membawa totebag, anda masih punya cadangan di beberapa tempat yang memang sengaja anda persiapkan sebelumnya. Sehingga saat anda kemanapun, totebag sudah siap anda gunakan saat belanja. Jika anda hanya punya satu totebag, maka satu hari anda bisa saja lupa membawa nya dan pada akhirnya terpaksa memakai kresek lagi saat belanja barang-barang yang tidak terlalu banyak.


2. Usahakan totebag memiliki warna yang beragam
                Warna yang beragam membuat totebag anda akan terlihat mencolok dan menarik perhatian anda saat akan keluar rumah untuk belanja. Kalau warna totebag nya sudah kusam kan jadi malas juga untuk di bawa dan pada akhirnya jadi kurang menarik lagi untuk digunakan saat belanja. Akhirnya pakai kresek lagi broo “-_-


3. Taruh totebag di tempat yang strategis
                Kebiasaan lupa memang tidak bisa dihindari. Terkadang karena buru-buru akhirnya jadi lupa bawa totebag. Kalau saya biasanya menaruh totebag di tempat – tempat yang sering saya lewati seperti gagang pintu kamar, di atas meja kamar, di bagasi motor dan tas slempangan yang saya pakai setiap saya keluar rumah. Setelah selesai dipakai, totebag bisa dikembalikan di tempatnya semula agar bisa di pakai lagi saat kita perlukan. 


4. Tolak saja saat mba kasir memberikan kresek.
                Kalau anda sedang sakit perut dan beli obat di apotik, sekecil apapun obatnya pasti akan di kasih kresek bukan?! Nah sebelum mbak nya ngambil kresek, anda bisa langsung sampaikan bahwa anda sudah punya kresek sendiri atau anda bisa kantungi sendiri di celana jeans anda. Masak beli obat sebesar tiga jari harus pakai kresek?! Please deh Mbak! 


                Apakah saya sudah melakukan kebiasaan ini dengan Baik?! 100% belum tapi saya sudah maksimal menerapkannya untuk jadi kebiasaan. Awal nya pun saya seperti kebanyakan orang Indonesia yang merasa penggunaan totebag belum “perlu – perlu” amat. Tapi saya berusaha melakukannya karena saya peduli terhadap lingkungan di sekitar saya. Ayo broo jadi sahabat Bumi yang baik dengan mengurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja!